Minggu, 12 September 2010

REGENERAT EKOR KADAL (Mabouya multifasciata Kuhl.)



Postingan ini cuma tugas aku pas semester 2. suruh bikin review jurnal. nilaiq berapa q gtw, jd mungkin g terlalu bagus, cuma sharing info aja... check it out, y? semoga bs membantu,,,

Regerasi adalah pembentukan ekor baru setelah suatu hewan mengalami autotomi ekor. Hal ini lebih umum terjadi pada anggota Lacertilia terutama kadal dan cicak. Regenerat ekor kadal adalah bahasan yang cukup menarik. Dari obyek tersebut dapat kami temukan tiga jurnal yang berhubungan dengan regenerat ekor kadal Mabouya multifasciata Kuhl.
 Menurut penelitian, peristiwa regenerasi berpengaruh pada angiogenesis. Hal ini juga menyebabkan adanya perbedaan skeleton aksial dan  struktur otot ekor  antara regenerat dengan ekor asli.
Pengaruh regenerat terhadap angiogenesis diteliti oleh Nyoman Puniawati Soesilo (Fakultas Biologi UGM-2002). Obyek ini dibahas dalam jurnalnya yang berjudul “Pengaruh Regenerat Ekor Kadal (Mobouya multifasciata Kuhl.) terhadap angiogenesis”.
Di dalam jurnal tersebut disebutkan bahwa salah satu faktor yang mempengaruhi proses regenerasi ekor anggota Lacertilia adalah saraf. Hal ini dikaitkan dengan angiogenesis yang merupakan satu fase penyembuhan luka (termasuk luka karena autotomi ekor).
Dalam penelitian ini, digunakan enam puluh kadal jantan dewasa dengan ukuran panjang tubuh minimal 8 cm. kadal-kadal tersebut masih memiliki ekor asli. Selain kadal, digunakan pula telur ayam berembrio umur delapan hari sejumlah 75 butir. Kadal-kadal tesebut diadaptasikan di dalam kandang pemeliharaan selama satu minggu. Pemberian makan dan minum dilakukan dua hari sekali. 60 ekor kadal diautotomi sepanjang 4 cm untuk mendapatkan regeneratnya. Kedal-kadal tesebut dikelompokkan menjadi empat kelompoh. Pada keempat kelompok tersebut dilakukan variasi pemeliharaan. Yaitu dua minggu, empat minggu, delapan minggu dan dua belas minggu berdasarkan fase-fase pada proses regenerasi. proses tersebut terdiri dari fase penyembuhan luka, pembentukkan blastema, difetensiasi dan morfogenesis.
Penelitian ini merupakan penelitian makroskopik dan mikroskopik. Penelitian makroskopik dilakukan pada respon angiogenesis berdasarkan scoring. Skor yang diberikan adalah antara 0-2 tergantung ada atau tidaknya serta banyak sedikitnya respon pembuluh CAM embrio ayam, baik regenerat fase penyembuhan lukadan pembentukan blastema, fase diferensiasi, fase timplant regenerat fase penyembuhan luka dan pembentukan blastema (umur dua minggu) serta fase diferensiasi (umur empat minggu) menunjukkan skor +2. Skor tersebut diambil karena ditemukan banyak sekali pembuluh darah CAM yang tumbuh dan mengumpul kearah implant serta beberapa pembuluh darah tersebut mengalami vasodilatasi.
Dengan kata lain, dari penelitian tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa regenerat ekor kadal pada semua fase regenerasi dapat merangsang respons angiogenesis pembuluh darah CAM embrio ayam. Respon angiogenesis pembuluh darah CAM paling tinggi terjadi apabila diimplantasi dengan jaringan regenerat ekor fase penyembuhan luka, pembentukkan blastema serta fase diferensiasi.
Selanjutnya adalah penelitian tentang “Struktur Makro dan mikroanatomi pada ekor asli dan regenerat ekor kadal (Mabouya multifasciata Kuhl) oleh Abdul Rahman dan Susilo Hadi.
Pada penelitian ini diperlukan 12 ekor kadal jantan dewasa berekor asli dan 12 ekor kadal dengan regenerat ekor berumur 12 minggu, 6 ekor dari masing-masing kelompok digunakan untuk pembuatan preparat mikroanatomi dan yang lain untuk pengamatan struktur anatomi otot. Pembuatan preparat makroanatomi dilakukan dengan membuka kulit ekor kemudian diamati struktur dan perlekatan otot.
Dari hasil pengamatan secara makroskopi pada ekor asli, otot tersusun atas 8 berkas dan otot regenerat ekor tersusun atas 16 berkas. Secara mikroskopi dan makroskopi dapat diketahui adanya perlekatan dibagian anterior processus transversus, sehingga pada saat autotomi processus transversus terbawa oleh bagian posterior yang terlepas. Pada regenerat ekor skeleton aksial tersusun atas tabung tulang rawan yang tidak memiliki processus transversus. Pada ekor asli di bagian posterior otot berorigo pada tulang chevron, bagian posterior spina neuralis, dan processus transversus serta bagian anterior otot berinsertio pada septum jaringan lemak dan mioseptum. Pada regenerat ekor otot berinsertio pada segmen otot di anteriornya dan berorigo pada tabung tulang rawan yang merupakan pengganti vertebra caudalis.
Sementara itu, penelitian lain tentang “Kalsifikasi skeleton aksial pada regenerat ekor kadal (Mabouya multifasciata Kuhl)” dilakukan oleh M.J Luthfi, Nyoman Puniawati Susilo dan Mammed Sagi).
Kadal Mabouya multifasciata Kuhl merupakan salah satu anggota Lacertilia yang mempunyai kemampuan autotomi dan regenerasi ekor, sehingga menarik untuk diteliti apakah tabung tulang rawna pada regenerat ekornya mengalami kalsifikasi dan regenerat umur berapa mulai terjadi kalsifikasi tersebut.
Empat puluh delapan ekor kadal jantan dewasa berekor asli diautotomi ekornya, dipelihara, dan dibagi menjadi 4 kelompok yang terdiri dari 12 individu (kelompok I, kelompok II, kelompok III, kelompok IV), masing-masing kelompok berturut-turut mempunyai umur regenerat 4,5,6 dan 12 minggu. Setelah itu dibuat preparat. Untuk mengetahui penulangan yang terjadi pembuatan preparat skeleton aksial regenerat menggunakan pewarnaan Alizarin Red S-Alcian Blue. Sedang preparat melintang regenerat ekor menggunakan metode paraffin pewarnaan perak nitrat von kossa. Untuk setiap pewarnaan, masing-masing kelompok diambil 6 ekor. Selain itu, dilakukan juga pengamatan secara mikroskopik untuk mengetahui ada tidaknya kalsium pada tabung tulang rawan penyokong regenerat ekor kadal. Ada atau tidaknya deposit kalsium ini dapat diketahui secara tidak langsung dengan teknik histokimia.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa penulangan secara endokondrialis diawali dengan klasifikasi pada sebagian sisi dalam dan sebagian sisi luar tabung tulang rawan regenerat ekor umur 5 minggu. Pada regenerat ekor berumur 6 dan 12 minggu kalsifikasi sudah meluas ke seluruh sisi dalam dan sisi luar tabung tulang rawan.
Penelitian Nyoman Puniawati (jurnal pertama) lebih menitik beratkan korelasi regenerasi dengan syaraf dalam penyembuhan luka bekas autotomi. Sedang pada penelitian kedua dan ketiga, lebih menitikberatkan pada struktur ekor. Yaitu struktur skleleton aksial maupun otot secara morfologis dan histologist.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa proses regenerasi memberikan pengaruh pada berbagai aspek. Diantaranya, adalah pada proses angiogenesis. Hal ini juga menyebabkan adanya perbedaan skeleton aksial dan  struktur otot ekor  antara regenerat dengan ekor asli._end