Metabolisme mengejutkan pada katak tanah bergaris-hijau asal Australia menjadi sumber ilham bagi pengembangan hewan ternak, serta bagi pengobatan terhadap mereka yang menderita penyusutan otot dan berat badan akibat ketidakmampuan berjalan. (1)
Satu lagi nih, pertanda kekuasaan Allah. Ada satu species katak yang tidak mengalami penyusutan fungsi otot ketika ia tak difungsikan. Namanya Cyclorana alboguttata. Hal itu sangat tidak lazim mengingat relita yang ada. Coba saja kita tidur sebulan, otot kita pasti akan susah digerakkan dan jika terjadi dalam waktu lama, ini akan menyebabkan kelumpuhan.
Penyusutan otot menjadi masalah bagi manusia. Selama ini sulit dicari obatnya. Gangguan ini biasanya dirasakan oleh astronot atau pasien yang harus dirawat lama dan tidak boleh beranjak dari tempatya. Intinya, kalau tidak bergerak dalam jangka waktu yang lama, akan mengalama penyusutan otot hingga 90 persen.
Manusia tidak mampu lama berada dalam keadaan tidak berjalan, dan penyusutan otot yang diakibatkannya menjadi kendala bagi para penderita dalam banyak hal. Kata Dr. Hudson:
Seseorang yang terpaksa menjalani keadaan tidak aktif seperti itu, akan kehilangan lebih dari 90 persent kekuatan ototnya. Ini merupakan masalah kesehatan bagi penduduk dunia dan juga kendala bagi penjelajahan ruang angkasa. (2)
Namun, pada spesies katak ini, terdapat suatu keajaiban. Yaitu tidak mengalami penyusutan fungsi otot ketika ia berada pada keadaan dorman atau keadaan tidak aktif selama musim panas, yang disebut aestivasi. Yah, sejenis hibernasi pada beruang, lah! Di musim panas yang kering katak ini mengubur dirinya sendiri di dalam lumpur dan berada dalam keadaan tidak aktif selama berbulan-bulan di dalam kepompong mirip-lendir yang dihasilkannya. Kata Dr. Hudson lagi, (referensinya Dr, Hudson terus, ya? Iya lah, kan dia yang neliti!)
Selama aestivasi, katak ini mampu menurunkan laju metabolismenya sebesar 90 persen dan - tidak seperti hewan-hewan yang mengalami hibernasi - katak tersebut melakukan hal ini ketika suhu masih hangat. (3)
Katak ini menjadi ilham penelitian Dr. Hudson untuk mencari obat/ alternatif bagi para penderita penyusutan otot. Atau bisa dijadikan pencegah terjadinya penyusutan. Sehingga tidak terjadi kekhawatiran bagi astronot dan pasien yang musti tidur dalam waktu lama.
Dr. Hudson menggambarkan tujuan dari penelitian yang diilhami oleh katak ini sebagaimana berikut:
Binatang kecil ini mampu berada dalam keadaan terkubur di dalam lumpur selama beberapa bulan, sama sekali tidak aktif, namun tidak mengalami penyusutan otot ataupun kekuatannya… Jika kita dapat mengetahui bagaimana sang katak melakukan hal ini, kita mungkin akan dapat membidik gen-gen tertentu, atau mengembangkan pengobatan baru, untuk meningkatkan berat daging selama pertumbuhan hewan ternak, atau untuk memperkecil penyusutan otot selama masa kelangkaan pangan, seperti musim kering. (4)
Dr. Hudson mengira-ira, penelitian atas DNA yang mendasari sifat ajaib itu akan memakan waktu kurang lebih tiga tahun.
Subhanallah... saya jadi berpikir, apa mungkin hal begini terjadi karena ketidaksengajaan dan kebetulan belaka? Atau mungkin ketiaka dulu di dunia baru terbentuk sel, sel calon si katak (kalau itu memang ada) berpikir,
"Ah, nanti kalau aku jadi katak, aku pengen punya lendir biar saat masa dorman aku nggak kehilangan 90 persen fungsi ototku."
Terus dia melanjutkan, "Tapi bahan bikinnya darimana, ya? Ah, nanti bahannya juga datang sendiri secara kebetulan karena kejadian alam raya."
Begitukah saudara?
Apa yang tersimpan dalam tubuh si katak adalah suatu misteri yang diturunkan Allah pada kita, agar kita berpikir. Bahwa semua hal ada karena memang diciptakan. Siapa penciptanya? Tuhan semesta alam, Allah SWT.
Bisakah terori evolusi menjelaskan variasi jenis ini? Yang notabene ia memiliki kelebiahan luar biasa? Bgi pendukung teori evolusi, silahkan mencoba menjawab pertanyaan saya. Wallahu a'lam bishowab.....
Keterangan: (1) harun yahya (2) Ibid (3) Ibid (4) "Frogs muscle-in on 'wasting' process," EurekAlert, eurekalert.org/pub_releases/2004-06/ca-fmo062204.php ![]()
Daftar pustaka:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar